PEMUDA DAN SOSIALISASI
Pengertian Pemuda
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di
Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan
kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan
perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1
tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak,
remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12
tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun
keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia
yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
1.
Pemuda di luar
lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30
tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan
sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku.
2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu :
pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan
dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat
dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat
mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha
memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi
dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka
berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara
radikal, revolusioner.
Kedudukan
pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya
beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan
pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri,
hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian,
dan pandangan hidup yang dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan
sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri,
terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang
pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan
demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan
proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku
di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi,
menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses
sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses
yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari
hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi
dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan
dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
Proses
sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial
yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada
soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh
karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi,
merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang
lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan
“aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula
timbulnya kedirian :
1.
Dalam proses
sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang
lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak
dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt
dipercaya
2.
Dalam proses
sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui
dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari
orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak
terhadap norma-norma sosial
Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari
umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur
organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk
individual bagi pemuda
INTERNALISASI BELAJAR
DAN SOSIALISASI
Internalisasi belajar dan Sosialisasi proses peresapan
pengetahuan ke dalam pikiran. Dalam proses ini, pengetahuan eksplisit
(kelihatan, biasanya dalam bentuk simbol dan kode) diubah ke dalam bentuk tasit
(tak kelihatan). Contoh internalisasi adalah membaca buku, cetak maupun
digital. Buku cetak tentu tak perlu dihadirkan dengan teknologi informasi.
Sedangkan buku digital atau elektronik memerlukan teknologi informasi.
PROSES SOSIALISASI
Proses sosialisasi adalah proses pembentukan sikap
loyalitas sosial. Loyalitas sosial atau kesetiaan sosial adalah perkembangan
dari sikap saling menerima dan saling memberi kearah ang lebih baik. Kita sangat mudah melihatnya pembentukan kesetiaan
sosial ini adalah dalam keluarga. Setiap anggota keluarga selalu setia sesamanya.
Di dalam kelompok dan masyarakat juga kesetiaan sosial ini berkembang, sebagai
dasar kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Dengan kata lain kesetianan
sosial berkembang mulai dari kelompok yang sederhan hingga kelompok yang lebih
luas.
Ada minimal tiga hal yang harus dilakukan agar tumbuh
dan kembangnya sikap loyalitas sosial ini yakni, pertama kita harus saling
berkomunikasi baik dalam keadaan berdekatan ataupun dalam keadaan berjauhan
(tempat tinggal). Dengan komunikasi yang teratur kita akan saling mengetahui
kabar dan berita di antara kita. Sakit atau senang diantara kita dapat dengan
cepat kita mengetahuinya.
Kedua, sering bekerja sama menyelesaikan berbagai
persoalan hidup. Misalnya bergotong royang atau melakukan arisan. Kerja sama
dapat saja dilakukan dalam kelompok kecil(minimal dua orang) atau pun dalam
kelompok yang besar (yang jumlah anggotanya banyak).
Ketiga, dalam kehidupan atau pergaulan sesama kita,
sikap tolong menolong harus dikembangkan. Berbagai kesulitan hidup yang kita
alami pantas kita minta tolong kepada orang lain atau teman. Begitu pula
sebaliknya bila kawan kita yang mengalami kesusahan wajib pula kita
membantunya. Tentu saja dasarnya adalah suka saling menerima dan memberi.
PERANAN SOSIAL
MAHASISWA DAN PEMUDA DI MASYARAKAT
Pada masa 1990 sampai 2000-an demonstrasi masih marak
di berbagai tempat. Pada masa itu mahasiswa dan pemuda menyebutkan dirinya
sebagai Gerakan Moral. Sedangkan pada mahasiswa yang lain gerakan mahasiswa
menyebutkan dirinya sebagai gerakan Politik.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak
menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi. Sebelum
terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus– walaupun klise–
sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah
belajar di sekolah/kampus. Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat,
kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa
mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang
menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan
mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain. Bisakah
mahasiswa beranjak menuju gerakan pemikiran dan gerakan transformasi? Mari kita
coba dan berjuang!! Dasar Pemikiran neoliberalisme “pasar adalah tuan dan
negara adalah pelayan” salah satu contoh yang paling baru mengenai kekalahan
negara/pemerintah terhadap pasar adalah harga minyak yang naik. Paradigma pasar
mengubah cara berpikir dan persepsi masyarakat. Dominasi kapitalisme
memutarbalikkan hubungan antara masyarakat (sosial) dan Pasar (ekonomi)
(Polanyi, 1957). Pada awal beroperasinya kapitalisme, pasar merupakan bagian
dari masyarakat. Operasionaliasi norma-norma pasar berakar dan dibatasi norma
sosial, kultural, dan politik. Masyarakat merupakan pemegang kunci dalam
hubungan sosial dan ekconomi. Tapi ketika kapitalisme mendominasi, keberadaan
pasar telah berbalik 180 derajat, masyarakatlah yang menjadi bagian dari pasar.
kehidupan sehari-hari pun direduksi menjadi bisnis dan pasar.
Dampak langsung yang bisa dirasakan semenjak kenaikan
BBM tahun 2005 antara lain terjadi inflasi, daya beli masyarakat menurun,
kesehatan masyarakat menurun (kekurangan gizi), angka anak putus sekolah (drop
out), angka kematian anak, pengangguran dan kemiskinan meningkat, sehingga
munculnya kerentanan sosial. Keadaan di atas dapat mengakibatkan kemungkinan
terjadinya generasi yang hilang (the lost generation) ungkapan yang telah
nyaris menjadi klise, jika persoalan anak dan orang muda tidak dapat diatasi
dengan baik khususnya di sektor Gizi dan kesehatan serta pendidikan, maka kita
akan kehilangan sebuah generasi, yang menjadi pertanyaan apakah benar
bahwasanya satu generasi yang akan hilang ? kehilangan generasi mempunyai
implikasi yang luas mereka mungkin tidak akan mampu menyisakan pendapatannya
untuk memperbaiki kesejahteraanya sendiri hingga lingkaran setan pun terjadi
karena Gizi yang rendah, prestasi sekolah yang pas-pasan, kemungkinan anak akan
drop- out dan harus mempertahan kan hidup dan pengangguran. Secara tak sadar
namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru
dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental
bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan
proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif. Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia. Sudah 60 tahun lebih bangsa Indonesia merdeka, sistem pendidikan telah dibaharui agar mampu menjawab berbagai perubahan diseputaran kehidupan umat manusia. Tetapi selesai kuliah barisan penganggur berderet-deret. Para penganggur dan setengah penganggur yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya, mereka menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan yang dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan penghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif. Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia. Sudah 60 tahun lebih bangsa Indonesia merdeka, sistem pendidikan telah dibaharui agar mampu menjawab berbagai perubahan diseputaran kehidupan umat manusia. Tetapi selesai kuliah barisan penganggur berderet-deret. Para penganggur dan setengah penganggur yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya, mereka menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan yang dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan penghambat pembangunan dalam jangka panjang.
POLA DASAR PEMBINAAN
DAN PENGEMBAGAN GENERASI MUDA
Rangkaian kebijaksanaan pokok dalam pembangunan di
bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda dalam Repelita II mencakup
sejumlah kegiatan lanjutan, perluasan dan peningkatan berbagai usaha selama
Repelita I. Hal ini dilaksanakan dalam rangka pemecahan keseluruhan masalah
yang mendesak secara lebih mendasar. Masalah-masalah di bidang pendidikan dan
pembinaan generasi muda antara lain menyangkut perluasan dan pemerataan
kesempatan belajar, peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, keserasian
(relevansi) pendi*dikan dengan kebutuhan pembangunan, tepat guna dan hasil guna
pengelolaan sistim pendidikan, peningkatan dan perluasan pendidikan luar
sekolah, pembinaan generasi muda pada umumnya, pembinaan olah raga, serta
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan dan pembinaan
generasi muda. Berbagai masalah tersebut berkaitan satu sama lain sehingga
keseluruhan kebijaksanaan dalam mengatasinya secara lebih mendasar dengan
sendirinya merupakan suatu kebulatan pula.
Langkah-langkah kebijaksanaan yang digariskan dalam
Repelita II telah mengarahkan penyusunan program-program utama untuk mencapai
sasaran-sasaran pokok di bidang pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi
muda melalui pelaksanaan rencana tahunan. Garis-garis kebijaksanaan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut:
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
sebagai pencerminan dari azas keadilan sosial ditujukan terutama pada Sekolah
Dasar, yaitu dengan membangun gedung-gedung SD baru yang dapat menjamin
perluasan daya tampung SD untuk 85% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun yang
pada akhir Repelita II diperkirakan berjumlah 23,0 juta. Sehubungan dengan ini,
perhatian khusus diberikan pula pada penyediaan guru guru SD yang bermutu dalam
jumlah yang memadai sesuai dengan perluasan kesempatan belajar pada SD.
Demikian pula kesempatan belajar pada sekolah lanjutan
pertama bagi lulusan SD akan diperbesar dengan sekaligus memperhitungkan
kenaikan proporsi lulusan SD yang ingin melanjutkan pelajaran ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Pada tingkat sekolah lanjutan atas, khususnya daya
tampung Sekolah Pendidikan Guru (SPG) akan ditingkatkan sesuai dengan
kebijaksanaan perluasan pendidikan dasar yang memerlukan guru tambahan. Dalam
pada itu kapasitas Sekolah Teknik Menengah (STM) dan sekolah-sekolah kejuruan
lainnya akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan terhadap tenaga trampil dan
bermutu. Selanjutnya, pada tingkat pendidikan tinggi, perluasan kesempatan
studi akan lebih diarahkan kepada bidang-bidang studi tertentu yang selama ini
relatif belum mencukupi.
Dalam hal ini, kebijaksanaan pemerataan kesempatan
belajar ditunjang pula oleh kebijaksanaan pengadaan berbagai jenis beasiswa di
semua jenis dan tingkat pendidikan, terutama untuk para pelajar dan mahasiswa
yang berbakat atau mampu berprestasi namun keadaan sosial ekonominya relatif
lemah.
PENGERTIAN POKOK
PEMBINAAN DAN PENGEMBAGAN GENERASI MUDA
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa
dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul
tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kahidupan bangsa dan negara. Untuk
itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani,
rohani maupun sosialnya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat
generasi muda yang menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat dan narkotika, anak jalanan dan sebagainya baik yang
disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya
(eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang secara
terus menerus melibatkan peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga
pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda itu
sendiri.
Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional
menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana
kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga
akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna. Dalam hubungan
itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan wadah?wadah kepemudaan seperti KNPI,
Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi
Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda
lainnya. Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit
merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang bertujuan untuk
mewujudkan generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada umumnya dan
pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada khususnya. Salah satu kegiatan
Karang Taruna Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja sedang membuat
kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka macam alat musik seperti suling,
angklung dan sebagainya.
MASALAH-MASALAH
GENERASI MUDA
Sebagaimana dikemukakan di atas, generasi muda dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya menghadapi berbagai permasalahan yang perlu diupayakan
penanggulangannya dengan melibatkan semua pihak. Permasalahan umum yang
dihadapi oleh generasi muda di Indonesia dewasa ini antara lain sebagai berikut
:
1.
Terbatasnya lapangan
kerja yang tersedia. Dengan adanya pengangguran dapat merupakan beban bagi
keluarga maupun negara sehingga dapat menimbulkan permasalahan lainnya.
2.
Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa. |
3.
Masih adanya anak-anak
yang hidup menggelandang.
4.
Pergaulan bebas
diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (Deviant
behavior).
5.
Masuknya budaya barat
(Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang
dapat merusak mental generasi muda.
6.
Perkimpoian dibawah
umur yang masih banyak dilakukan oleh golongan masyarakat, terutama di
pedesaan.
7.
Masih merajalelanya
kenakalan remaja dan permasalahan lainnya. Permasalahan tersebut akan
berkembang seiring dengan perkembangan jaman apabila tidak diupayakan
pemecahannya oleh semua pihak termasuk organisasi masyarakat, diantaranya
KARANG TARUNA . Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Hegarsari Kecamatan
Pataruman yang merupakan Karang Taruna berprestasi dalam bidang Perbengkelan.
POTENSI-POTENSI GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang ada pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :
a) Idealisme dan daya kritis
b) Dinamika dan kreatifitas
c) Keberanian mengambil resiko
d) Optimis kegairahan semangat
e) Sikap kemandirian dan disiplin murni
f) Terdidik
g) Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
h) Patriotisme dan nasionalisme
i) Sikap kesatria
TUJUAN POKOK SOSIALISASI
·
Individu harus diberi
ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di
masyarakat.
·
Individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
·
Pengendalian
fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat.
·
Bertingkah laku secara
selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga
atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
0 komentar :
Posting Komentar